Kali ini, kita akan membahas beberapa hal tentang pergerakan nasional di Indonesia! :D
LATAR BELAKANG
Faktor utama yang melatarbelakangi lahirnya pergerakan nasional adalah politik etis/politik balas budi. Kebijakan yang bernama politik etis tersebut diambil setelah pidato Ratu Wihelmina dari takhtanya pada 1901. Ia mengumumkan: “Sebagai sebuah kekuatan Kristen, Belanda wajib melakukan kebijakan pemerintah di Hindia dengan kesadaran bahwa Belanda memiliki kewajiban moral kepada rakyat di wilayah-wilayah tersebut.”
Kebijakan tersebut berupaya meningkatkan pelayan kesehatan, perluasan pendidikan, perluasan fasilitas komunikasi, irigasi dan infrastruktur lainnya, serta pelaksanaan transmigrasi yang membawa keuntungan untuk kepentingan perniagaan Barat serta untuk orang Indonesia sendiri. Kebijakan ini di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan “Trilogi Van de Venter” yang dilaksanakan pada tahun 1901 : Edukasi, irigasi, dan transmigrasi.
Selain itu, faktor-faktor lainnya yang melahirkan pergerakan nasional di Indonesia adalah :
1. Faktor dari dalam negeri
a. Penderitaan rakyat akibat penjajahan yang memeras kekayaan rakyat.
b. Adanya perbedaan taraf hidup antara penjajah dan terjajah.
c. Adanya perasaan senasib akibat penjajahan sehingga bersama-sama merdeka.
d. Pengaruh kejayaan masa lalu (zaman Sriwijaya – Majapahit).
e. Adanya sikap anti-Eropanisasi.
f. Adanya kaum cerdik pandai (golongan terpelajar) yang memelopori gerakan anti penjajahan.
g. Pendidikan dianggap menaikkan status sosial anak
h. Max Havelaar karangan Douwes Dekker atau Multatuli menentang praktek tanam paksa.
i. Didaerah Lebak, Baron van Hoevel mengkritik penyelewengan tanam paksa.
2. Faktor dari luar negeri
a. Pengaruh kemenangan Jepang atas Rusia yang membangkitkan keyakinan bahwa bangsa Asia mampu mengalahkan bangsa Eropa.
b. Pengaruh gerakan-gerakan nasional dari negara Asia lainnya, misalnya, India, Cina, dan Filipina serta Afrika, yakni Gerakan Mesir Merdeka.
Dari faktor-faktor tersebut, muncullah hal-hal yang menjadi latar belakang pergerakan nasional Indonesia, yaitu :
1. Pengaruh pendidikan
Adanya Trilogi Van Deventer, khususnya dalam bidang edukasi, ternyata membawa pengaruh lahirnya sekolah bagi rakyat Indonesia. Walaupun pada kenyataannya, sekolah diperuntukkan anak-anak Barat namun rakyat pribumi juga mendapatkan bagian dari usaha pendidikan tersebut. Bagi anak-anak pribumi, sekolah diselenggarakan untuk mencapai lulusan rendah dan diangkat menjadi pegawai rendahan. Namun dalam perkembangannya, sekolah mampu melahirkan kaum cerdik pandai yang pada saatnya akan melahirkan kaum pelopor pergerakan nasional, seperti Dr. Wahidin Sudirohusodo. Pendidikan juga mengubah masa depan bangsa sebagai modernisasi yang mampu mempercepat tumbuhnya nasionalisme bangsa Indonesia.
Hal ini terbukti dengan…
a. Tumbuhnya organisasi modern sejak tahun 1908 ditandai lahirnya Budi Utomo.
b. Tumbuhnya golongan terpelajar Indonesia yang dapat melihat dengan tajam akibat dari penjajahan.
c. Tumbuhnya kesadaran kebangsaan melalui momentum 1908 dan 1920 yang puncaknya 17 Agustus 1945.
d. Adanya perubahan taktik dalam mengusir penjajahan, yaitu tidak lagi menggunakan kekerasan senjata, tetapi berdiplomasi melalui organisasi modern.
2. Diskriminasi
Perbedaan perlakuan yang dijalankan oleh penjajah terhadap rakyat membuat status sosial rakyat semakin terpuruk. Rakyat pribumi ditempatkan pada golongan terbawah, sedangkan bangsa Belanda menempatkan dirinya pada golongan teratas. Penggolongan ini berkaitan dengan hak yang dimilikinya. Sadar akan perlakuan semacam ini, para pemuda belajar ke luar negeri dan mengenyam pengaruh ide-ide Barat. Mereka bangkit melawan ketidakadilan penjajah sehingga lahirlah gerakan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Pembagian kelas masyarakat tersebut sebagai berikut…
1. Golongan Eropa menempati lapisan teratas.
2. Golongan Timur Asing (Arab, Cina, Jepang) menempati lapisan menengah.
3. Golongan pribumi menempati lapisan terbawah.
3. Pengaruh paham baru
Paham baru yang berkembang di Eropa seperti nasionalisme, demokrasi, dan liberalisme juga masuk ke negara jajahannya di Asia-Afrika. Pengaruh dari paham baru inilah yang membuka pola pikir rakyat untuk menggunakan kemampuannya melawan ketidakadilan dan perampasan hak atas bangsa sehingga ada kebangkitan melawan penindasan penjajah untuk mewujudkan hidup yang merdeka. Selain itu, munculnya kaum cerdik pandai juga mendorong lahirnya organisasi modern di Indonesia untuk melawan para penjajah.
Pada peristiwa pergerakan nasional ini, terdapat tokoh-tokoh yang memiliki peran penting dalam usaha untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
TOKOH-TOKOH
Tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia yang terkenal antara lain…
1. Dr. Sutomo
Beliau adalah pendiri Budi Utomo yang dimana selalu diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Pada 20 Mei 1908 beliau bersama rekan-rekan lulusan STOVIA mendirikan Budi Utomo, sebuah organisasi yang membuat Indonesia menghadapi suatu zaman yaitu pergerakan nasional. Organisasi Budi Utomo mendorong rakyat Indonesia agar lepas dari kehidupan terjajah dan menuju kemerdekaan.
2. Ki Hajar Dewantara
Beliau merupakan pelopor pendidikan bagi bangsa Indonesia pada zaman penjajahan. Tokoh yang terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat ini mendirikan perguruan Taman Siswa yang memberikan kesempatan kepada kaum pribumi untuk mengecap indahnya bangku pendidikan. Selain itu beliau juga turut serta dalam pendirian Budi Utomo. Hari Kelahirannya, yakni pada tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan.
3. Ernest François Eugène Douwes Dekker
Beliau mendirikan Nationale Indische Partij pada tahun 1912 yang merupakan sebuah partai politik. Menilai Budi Utomo terbatas pada bidang kebudayaan saja, maka Douwes Dekker mendirikan sebuah partai politik. Ernest François Eugène Douwes Dekker masih terhitung saudara dengan pengarang buku Max Haveelar, Edward Douwes Dekker. Douwes Dekker sendiri yang tidak sepenuhnya berdarah Indonesia, namun ia dengan segenap jiwa dan raga berjuang untuk pergerakan nasional Indonesia. National Indische Partij pun aktif dalam berbagai organisasi internasional, seperti Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan, serta Liga Demokrasi Internasional untuk menarik perhatian dunia internasional. Douwes Dekker mencurahkan pikiran dan tenaganya demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
4. Dr. Cipto Mangunkusumo
Beliau merupakan dokter profesional yang cenderung lebih dikenal sebagai tokoh pergerakan nasional. Bersama dengan Ki Hajar Dewantara dan Douwes Dekker, beliau mendirikan partai politik Nationale Indische Partij. Pada awalnya Dr. Cipto Mangunkusumo bergerak sebagai dokter pemerintahan dibawah Belanda. Namun karena beberapa tulisannya dalam De Express yang cenderung mengkritik kekejaman pemerintahan Belanda, akhirnya beliau diberhentikan sebagai dokter pemerintahan. Hal tersebut membuat beliau semakin intens melakukan perjuangan, dengan sepenuh hati memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
5. R.A Kartini dan Dewi Sartika
Raden Ajeng Kartini dan Dewi Sartika sama-sama memperjuangkan nasib kaum wanita melalui pendidikan. Kartini mendirikan sekolah untuk wanita pribumi pada tahun 1903. Beliau juga mendirikan sekolah di rumahnya, di Rembang. Pada tahun 1904 Kartini meninggal dunia. Kumpulan surat-suratnya disusun dalam sebuah buku yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Pada tahun 1884-1947, Dewi Sartika mendirikan Sekolah Istri di Bandung yang kemudian berubah menjadi Sekolah Keutamaan Istri. Pada tahun 1915, Dewi Sartika mendirikan sebuah perkumpulan wanita bernama Pengasah Budi Perkumpulan ini memperjuangkan kemajuan wanita.
6. Ahmad Dahlan
Ahmad Dahlan adalah tokoh pergerakan nasional yang lama belajar pengetahuan agama di Mekkah. Beliau mendirikan Muhammadiyah pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta. Tujuan Muhammadiyah adalah mengajarkan agama Islam sesuai dengan Al Quran dan Hadist.
7. Wahid Hasyim
Wahid Hasyim adalah putra Hasyim Ashari, pelopor dan pendiri NU (Nahdatul Ulama). Tujuan NU adalah memecahkan berbagai persoalan umat Islam baik dalam hal agama maupun kehidupan di masyarakat. Tahun 1938, Wahid Hasyim bergabung dengan NU. Empat tahun kemudian beliau diangkat sebagai ketua NU. Perkembangan NU sebagai organisasi politik dan keagamaan tidak terlepas dari peranannya.
6. Samanhudi
Samanhudi belajar agama Islam di Surabaya. Untuk memperjuangkan para pedagang Indonesia, beliau mendirikan Serikat Dagang Islam (SDI) di Solo tahun 1911. SDI bertujuan menghidupkan perekonomian para pedagang Indonesia dan membantu anggotanya yang mengalami kesulitan.
Bisakah kalian menebak masing-masing wajah mereka di bawah ini?
LATAR BELAKANG
Faktor utama yang melatarbelakangi lahirnya pergerakan nasional adalah politik etis/politik balas budi. Kebijakan yang bernama politik etis tersebut diambil setelah pidato Ratu Wihelmina dari takhtanya pada 1901. Ia mengumumkan: “Sebagai sebuah kekuatan Kristen, Belanda wajib melakukan kebijakan pemerintah di Hindia dengan kesadaran bahwa Belanda memiliki kewajiban moral kepada rakyat di wilayah-wilayah tersebut.”
Kebijakan tersebut berupaya meningkatkan pelayan kesehatan, perluasan pendidikan, perluasan fasilitas komunikasi, irigasi dan infrastruktur lainnya, serta pelaksanaan transmigrasi yang membawa keuntungan untuk kepentingan perniagaan Barat serta untuk orang Indonesia sendiri. Kebijakan ini di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan “Trilogi Van de Venter” yang dilaksanakan pada tahun 1901 : Edukasi, irigasi, dan transmigrasi.
Selain itu, faktor-faktor lainnya yang melahirkan pergerakan nasional di Indonesia adalah :
1. Faktor dari dalam negeri
a. Penderitaan rakyat akibat penjajahan yang memeras kekayaan rakyat.
b. Adanya perbedaan taraf hidup antara penjajah dan terjajah.
c. Adanya perasaan senasib akibat penjajahan sehingga bersama-sama merdeka.
d. Pengaruh kejayaan masa lalu (zaman Sriwijaya – Majapahit).
e. Adanya sikap anti-Eropanisasi.
f. Adanya kaum cerdik pandai (golongan terpelajar) yang memelopori gerakan anti penjajahan.
g. Pendidikan dianggap menaikkan status sosial anak
h. Max Havelaar karangan Douwes Dekker atau Multatuli menentang praktek tanam paksa.
i. Didaerah Lebak, Baron van Hoevel mengkritik penyelewengan tanam paksa.
2. Faktor dari luar negeri
a. Pengaruh kemenangan Jepang atas Rusia yang membangkitkan keyakinan bahwa bangsa Asia mampu mengalahkan bangsa Eropa.
b. Pengaruh gerakan-gerakan nasional dari negara Asia lainnya, misalnya, India, Cina, dan Filipina serta Afrika, yakni Gerakan Mesir Merdeka.
Dari faktor-faktor tersebut, muncullah hal-hal yang menjadi latar belakang pergerakan nasional Indonesia, yaitu :
1. Pengaruh pendidikan
Adanya Trilogi Van Deventer, khususnya dalam bidang edukasi, ternyata membawa pengaruh lahirnya sekolah bagi rakyat Indonesia. Walaupun pada kenyataannya, sekolah diperuntukkan anak-anak Barat namun rakyat pribumi juga mendapatkan bagian dari usaha pendidikan tersebut. Bagi anak-anak pribumi, sekolah diselenggarakan untuk mencapai lulusan rendah dan diangkat menjadi pegawai rendahan. Namun dalam perkembangannya, sekolah mampu melahirkan kaum cerdik pandai yang pada saatnya akan melahirkan kaum pelopor pergerakan nasional, seperti Dr. Wahidin Sudirohusodo. Pendidikan juga mengubah masa depan bangsa sebagai modernisasi yang mampu mempercepat tumbuhnya nasionalisme bangsa Indonesia.
Hal ini terbukti dengan…
a. Tumbuhnya organisasi modern sejak tahun 1908 ditandai lahirnya Budi Utomo.
b. Tumbuhnya golongan terpelajar Indonesia yang dapat melihat dengan tajam akibat dari penjajahan.
c. Tumbuhnya kesadaran kebangsaan melalui momentum 1908 dan 1920 yang puncaknya 17 Agustus 1945.
d. Adanya perubahan taktik dalam mengusir penjajahan, yaitu tidak lagi menggunakan kekerasan senjata, tetapi berdiplomasi melalui organisasi modern.
2. Diskriminasi
Perbedaan perlakuan yang dijalankan oleh penjajah terhadap rakyat membuat status sosial rakyat semakin terpuruk. Rakyat pribumi ditempatkan pada golongan terbawah, sedangkan bangsa Belanda menempatkan dirinya pada golongan teratas. Penggolongan ini berkaitan dengan hak yang dimilikinya. Sadar akan perlakuan semacam ini, para pemuda belajar ke luar negeri dan mengenyam pengaruh ide-ide Barat. Mereka bangkit melawan ketidakadilan penjajah sehingga lahirlah gerakan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Pembagian kelas masyarakat tersebut sebagai berikut…
1. Golongan Eropa menempati lapisan teratas.
2. Golongan Timur Asing (Arab, Cina, Jepang) menempati lapisan menengah.
3. Golongan pribumi menempati lapisan terbawah.
3. Pengaruh paham baru
Paham baru yang berkembang di Eropa seperti nasionalisme, demokrasi, dan liberalisme juga masuk ke negara jajahannya di Asia-Afrika. Pengaruh dari paham baru inilah yang membuka pola pikir rakyat untuk menggunakan kemampuannya melawan ketidakadilan dan perampasan hak atas bangsa sehingga ada kebangkitan melawan penindasan penjajah untuk mewujudkan hidup yang merdeka. Selain itu, munculnya kaum cerdik pandai juga mendorong lahirnya organisasi modern di Indonesia untuk melawan para penjajah.
Pada peristiwa pergerakan nasional ini, terdapat tokoh-tokoh yang memiliki peran penting dalam usaha untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
TOKOH-TOKOH
Tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia yang terkenal antara lain…
1. Dr. Sutomo
Beliau adalah pendiri Budi Utomo yang dimana selalu diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Pada 20 Mei 1908 beliau bersama rekan-rekan lulusan STOVIA mendirikan Budi Utomo, sebuah organisasi yang membuat Indonesia menghadapi suatu zaman yaitu pergerakan nasional. Organisasi Budi Utomo mendorong rakyat Indonesia agar lepas dari kehidupan terjajah dan menuju kemerdekaan.
2. Ki Hajar Dewantara
Beliau merupakan pelopor pendidikan bagi bangsa Indonesia pada zaman penjajahan. Tokoh yang terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat ini mendirikan perguruan Taman Siswa yang memberikan kesempatan kepada kaum pribumi untuk mengecap indahnya bangku pendidikan. Selain itu beliau juga turut serta dalam pendirian Budi Utomo. Hari Kelahirannya, yakni pada tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan.
3. Ernest François Eugène Douwes Dekker
Beliau mendirikan Nationale Indische Partij pada tahun 1912 yang merupakan sebuah partai politik. Menilai Budi Utomo terbatas pada bidang kebudayaan saja, maka Douwes Dekker mendirikan sebuah partai politik. Ernest François Eugène Douwes Dekker masih terhitung saudara dengan pengarang buku Max Haveelar, Edward Douwes Dekker. Douwes Dekker sendiri yang tidak sepenuhnya berdarah Indonesia, namun ia dengan segenap jiwa dan raga berjuang untuk pergerakan nasional Indonesia. National Indische Partij pun aktif dalam berbagai organisasi internasional, seperti Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan, serta Liga Demokrasi Internasional untuk menarik perhatian dunia internasional. Douwes Dekker mencurahkan pikiran dan tenaganya demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
4. Dr. Cipto Mangunkusumo
Beliau merupakan dokter profesional yang cenderung lebih dikenal sebagai tokoh pergerakan nasional. Bersama dengan Ki Hajar Dewantara dan Douwes Dekker, beliau mendirikan partai politik Nationale Indische Partij. Pada awalnya Dr. Cipto Mangunkusumo bergerak sebagai dokter pemerintahan dibawah Belanda. Namun karena beberapa tulisannya dalam De Express yang cenderung mengkritik kekejaman pemerintahan Belanda, akhirnya beliau diberhentikan sebagai dokter pemerintahan. Hal tersebut membuat beliau semakin intens melakukan perjuangan, dengan sepenuh hati memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
5. R.A Kartini dan Dewi Sartika
Raden Ajeng Kartini dan Dewi Sartika sama-sama memperjuangkan nasib kaum wanita melalui pendidikan. Kartini mendirikan sekolah untuk wanita pribumi pada tahun 1903. Beliau juga mendirikan sekolah di rumahnya, di Rembang. Pada tahun 1904 Kartini meninggal dunia. Kumpulan surat-suratnya disusun dalam sebuah buku yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Pada tahun 1884-1947, Dewi Sartika mendirikan Sekolah Istri di Bandung yang kemudian berubah menjadi Sekolah Keutamaan Istri. Pada tahun 1915, Dewi Sartika mendirikan sebuah perkumpulan wanita bernama Pengasah Budi Perkumpulan ini memperjuangkan kemajuan wanita.
6. Ahmad Dahlan
Ahmad Dahlan adalah tokoh pergerakan nasional yang lama belajar pengetahuan agama di Mekkah. Beliau mendirikan Muhammadiyah pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta. Tujuan Muhammadiyah adalah mengajarkan agama Islam sesuai dengan Al Quran dan Hadist.
7. Wahid Hasyim
Wahid Hasyim adalah putra Hasyim Ashari, pelopor dan pendiri NU (Nahdatul Ulama). Tujuan NU adalah memecahkan berbagai persoalan umat Islam baik dalam hal agama maupun kehidupan di masyarakat. Tahun 1938, Wahid Hasyim bergabung dengan NU. Empat tahun kemudian beliau diangkat sebagai ketua NU. Perkembangan NU sebagai organisasi politik dan keagamaan tidak terlepas dari peranannya.
6. Samanhudi
Samanhudi belajar agama Islam di Surabaya. Untuk memperjuangkan para pedagang Indonesia, beliau mendirikan Serikat Dagang Islam (SDI) di Solo tahun 1911. SDI bertujuan menghidupkan perekonomian para pedagang Indonesia dan membantu anggotanya yang mengalami kesulitan.
Bisakah kalian menebak masing-masing wajah mereka di bawah ini?
SEBELUM DAN SETELAH TAHUN 1908
Dari ulasan di atas, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan usaha memerdekakan diri yang dilakukan oleh rakyat Indonesia sebelum pergerakan nasional (dimulai sekitar tahun 1908) dan setelahnya. Ciri-ciri yang membedakan mereka, yaitu…
Perjuangan Sebelum Tahun 1908
- Bersifat kedaerahan/lokal (belum adanya persatuan),
- Menggunakan senjata nasional,
- Tidak menggunakan organisasi modern,
- Bergantung kepada seorang pemimpin,
- Pemimpin perjuangan adalah pemimpin daerah atau bangsawan.
Perjuangan Sesudah Tahun 1908
- Bersifat nasional,
- Mulai menonjolkan persatuan,
- Menggunakan organisasi modern,
- Dipimpin oleh golongan terpelajar,
- Pimpinan perjuangan ditentukan berdasarkan kemauan, kemampuan, kecerdasan dan keterampilan (rasional), tidak lagi berdasarkan charisma,
- Tidak bergantung pada seorang pemimpin,
- Perjuangan berkesinambungan, walaupun pimpinan perjuangan tertangkap atau meninggal, pimpinan perjuangan dapat diganti setiap saat,
- Perjuangan diatur dan dikendalikan oleh organisasi modern sebagai wadah dan alat perjuangan,
- Cita-cita perjuangan sangat jelas, yaitu terwujudnya bangsa dan negara Indonesia merdeka dan berdaulat,
- Perjuangan untuk kepentingan bangsa Indonesia, tidak untuk kepentingan pribadi/golongan.
SUMBER
http://www.cpuik.com/2012/06/lahirnya-pergerakan-nasional-indonesia.html
http://sejarah.kompasiana.com/2014/11/11/pergerakan-nasional-indonesia-702384.html
http://sejarahnasionaldandunia.blogspot.com/2013/09/ciri-ciri-pergerakan-nasional-tahun.html
http://dot-blogspotdotcom.blogspot.com/2013/06/perbedaan-perjuangan-bangsa-indonesia.html
http://www.materisma.com/2014/01/organisasi-pergerakan-nasional-budi.html
http://mastugino.blogspot.com/2012/11/tokoh-tokoh-pergerakan-nasional.html
Dari ulasan di atas, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan usaha memerdekakan diri yang dilakukan oleh rakyat Indonesia sebelum pergerakan nasional (dimulai sekitar tahun 1908) dan setelahnya. Ciri-ciri yang membedakan mereka, yaitu…
Perjuangan Sebelum Tahun 1908
- Bersifat kedaerahan/lokal (belum adanya persatuan),
- Menggunakan senjata nasional,
- Tidak menggunakan organisasi modern,
- Bergantung kepada seorang pemimpin,
- Pemimpin perjuangan adalah pemimpin daerah atau bangsawan.
Perjuangan Sesudah Tahun 1908
- Bersifat nasional,
- Mulai menonjolkan persatuan,
- Menggunakan organisasi modern,
- Dipimpin oleh golongan terpelajar,
- Pimpinan perjuangan ditentukan berdasarkan kemauan, kemampuan, kecerdasan dan keterampilan (rasional), tidak lagi berdasarkan charisma,
- Tidak bergantung pada seorang pemimpin,
- Perjuangan berkesinambungan, walaupun pimpinan perjuangan tertangkap atau meninggal, pimpinan perjuangan dapat diganti setiap saat,
- Perjuangan diatur dan dikendalikan oleh organisasi modern sebagai wadah dan alat perjuangan,
- Cita-cita perjuangan sangat jelas, yaitu terwujudnya bangsa dan negara Indonesia merdeka dan berdaulat,
- Perjuangan untuk kepentingan bangsa Indonesia, tidak untuk kepentingan pribadi/golongan.
SUMBER
http://www.cpuik.com/2012/06/lahirnya-pergerakan-nasional-indonesia.html
http://sejarah.kompasiana.com/2014/11/11/pergerakan-nasional-indonesia-702384.html
http://sejarahnasionaldandunia.blogspot.com/2013/09/ciri-ciri-pergerakan-nasional-tahun.html
http://dot-blogspotdotcom.blogspot.com/2013/06/perbedaan-perjuangan-bangsa-indonesia.html
http://www.materisma.com/2014/01/organisasi-pergerakan-nasional-budi.html
http://mastugino.blogspot.com/2012/11/tokoh-tokoh-pergerakan-nasional.html